BUKAN TEMPAT SAMPAH

“Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain” (1 Korintus 13:5)

Profesional, apa jadinya jika kita tidak bisa buang air besar selama 5 hari? Ada seorang yang mengalaminya dan terpaksa harus dibawa ke rumah sakit. Namun, tanpa kita sadar, kita menimbun kotoran yang jauh lebih berbahaya daripada makanan, yaitu kesalahan orang lain. Kita cenderung untuk melupakan kesalahan kita terhadap orang lain, tetapi menyimpan kesalahan orang lain. Jika kita bertemu orang itu, maka simpanan sampah itu akan membuat pandangan kita terdistorsi.

Di dunia kerja, kebiasaan ini sangat merusak. Saat dunia kerja bergeser dari kerja individual ke kerja tim, maka kecenderungan kita untuk menyimpan sampah orang lain ini membuat kita kita mudah curiga. Kecurigaan merupakan kerikil-kerikil tajam yang menghambat kerjasama. Jika kita menaruh syak kepada orang lain, bagaimana kita bisa mempercayainya? Kewaspadaan memang perlu, tetapi kecurigaan terus-menerus jelas tidak sehat.

Profesional, jika tubuh memerlukan detox, otak pun demikian. Dengan pertolongan Roh Kudus dan niat yang kuat, marilah kita buang sampah-sampah yang menghambat relasi kita dengan orang lain. Setiap kali mengalami konflik, marilah kita membereskannya dengan segera. 

Doa: Bapa, aku mengucap syukur atas peringatan-Mu hari ini. Ajar aku untuk tidak menyimpan kesalahan orang lain.