EGOIS NO, INDIVIDUALIS YESS

“Kasih tidak mementingkan diri sendiri.” (1 Korintus 13:5)

Profesional, banyak orang yang memiliki purbasangka bahwa orang-orang Barat itu egois dan mementingkan diri sendiri. Anggapan itu salah. Orang Barat ada yang egois seperti halnya orang Timur, tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa semua orang Barat egois. Setelah sekian lama tinggal bersama mereka, bahkan bertetangga dengan mereka, saya menyadari bahwa mereka lebih cenderung individualis ketimbang egois.

Selama berinteraksi dengan mereka, baru dua kali saya disapa mereka. Kali pertama, tetangga itu memanggil saya karena ada lubang di pagar asbes yang memisahkan rumahnya dan pastori yang saya tempati. “Ayo kita perbaiki pagar ini sama-sama. Kita panggil tukang dan biayanya kita tanggung berdua,” ujarnya. Kali kedua, dia memanggil saya karena urusan semut. Orang-orang Barat tidak suka ada banyak serangga di rumahnya. “Rumah saya sudah steril dari semut,” ujarnya sambil tersenyum ramah, “Tetapi sekarang banyak lagi karena pindah dari rumah Anda.” Ketika saya perhatikan, dia benar. Semut-semut di halaman rumah yang saya tinggali hijrah ramai-ramai ke tempatnya. “Jangan-jangan karena banyak makanan di tempatmu,” ujar saya yang disambut gelak tawa olehnya.

Profesional, di dunia kerja, ada dua hukum yang berlaku. Pertama, dalam urusan pekerjaan kita harus disiplin tetapi tidak mementingkan diri sendiri. Sebaliknya, pada waktu istirahat, kita bisa mengendorkan syaraf kita dengan bercengkerama dan bersendau gurau dengan teman-teman. Yang penting, kita jangan sampai melanggar privasinya. Individualis sering bermanfaat di tengah lingkungan yang suka bergosip. Setuju? 

Doa: Bapa, ajar aku untuk mandiri dalam bekerja tetapi tetap mampu bekerja sama dengan orang lain.