Kitab 2 TawarikhSampel

JANGAN BERPIKIRAN NEGATIF!

Ketika seseorang bertanya kabar atau keluarga atau pekerjaan atau hal-hal lain dari kehidupan kita, penilaian kita kepada si penanya tergantung dari prasangka (asumsi) kita kepadanya. Jika kita memiliki prasangka negatif, kita akan menganggap si penanya tadi sebagai orang yang kepo (sok mau tau). Tapi apabila prasangka kita positif maka kita akan menanggapinya sebagai perhatian. Asumsi ini seringkali yang mempengaruhi sikap dan tindakan kita.

Asumsi ini mempengaruhi kita tidak hanya dalam hubungan kita dengan sesama, tapi sering juga mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Ketika mengalami bencana, kita mengatakan, ”Tuhan jahat!” Ketika menderita sakit, ”Tuhan menegur saya karena dosa-dosa saya!” Ketika mengalami ketidakadilan, ”Tuhan tidak adil!” Ini semua terjadi di karenakan asumsi yang tidak tepat terhadap Tuhan. Karena asumsi yang tidak tepat ini, iman seseorang akan perlahan-lahan mundur, karena hubungannya dengan Tuhan tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan atau tidak sesuai dengan logikanya.

Semua orang pasti mengakui bahwa pikiran adalah medan peperangan yang sesungguhnya.  Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, kita selalu diperhadapkan dengan pergumulan yang berat berkenaan dengan pilihan hidup yang tidak mudah:  berpikiran positif atau berpikiran negatif.

Paulus mengajarkan kepada kita untuk melawan segala logika berpikir dunia ini. Latih diri kita untuk selalu melihat sisi positif. Selalu belajar memandang setiap keadaan dari sudut yang indah dan yang baik. Sehingga pada akhirnya kita akan mampu mengatakan, ”Segala sesuatu yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupku, untuk mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera!”

Kita akan menang atas pikiran negatif jika kita memakai pedang roh yaitu firman Tuhan, dan senantiasa hidup dalam persekutuan dengan Tuhan setiap hari.