Info Rencana

Mencari Tuhan di Tumpukan KerjaSampel

Mencari Tuhan di Tumpukan Kerja

HARI KE 7 DARI 7




Ketika Tuhan Berbisik

Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada Tuhan dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: ”Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (1 Raj. 19:12-13)

Ada saatnya kita merasa putus asa. Yah, itulah bagian dari kehidupan. Itulah bagian dari perjalanan kita. Sering kali semangat dan putus asa itu hanya dibatasi sehelai rambut.

Ini kisah dari seorang Elia. Sebagai nabi yang hidup di bawah pemerintahan seorang raja yang memberontak kepada Tuhan, hidupnya tidaklah mudah.

Raja Ahab dan permaisurinya, Isabel, menyesatkan bangsa Israel untuk menyembah dewa Baal. Lalu Elia menantang para nabi Baal mendatangkan api untuk membakar korban bakaran masing-masing. Dengan demikian bisa terlihat, siapa yang lebih berkuasa, Tuhan atau dewa Baal. Para nabi Baal gagal, bahkan setelah mereka melakukan ritual untuk merajam diri mereka sendiri, tetap tidak ada api, tidak ada mukjizat. Namun ketika Elia berseru kepada Tuhan, Tuhan pun menyatakan mukjizat-Nya. Dia mengirim api dari surga untuk membakar korban bakaran Elia. Api menjilat sampai menghanguskan air yang ada di selokan.

Elia menang mutlak.

Isabel, permaisuri Ahab, menjadi murka setelah mendengar para nabi palsunya dikalahkan Elia. Bersumpahlah ia bahwa ia tidak akan membiarkan Elia hidup.

Elia yang baru saja memperoleh kemenangan yang gemilang menjadi gentar. Ya, Elia yang baru saja mendeklarasikan kemenangan dan menyaksikan api turun dari surga, tiba-tiba ketakutan dan melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya.

Elia pun lari jauh dan akhirnya dalam kelelahan, ia duduk di bawah semak belukar di padang gurun. Menengadahkan kepalanya ke langit, ia mengeluh, “Lebih baik aku mati saja."

Wow!

Putus asa...

Terkadang kita alami juga, bukan? Sesaat setelah kita mencapai puncak, angin bertiup keras, rasa takut melumat kita, mengalahkan sukacita kemenangan yang baru kita rasakan. Setelah takut, rasa putus asa merasuk pelan. Dan kemudian rasanya gelap, seperti berputar ke bawah.

Puji Tuhan, Tuhan kita adalah Allah, Sang Penghibur. Dia datang membangunkan Elia yang tertidur kelelahan dan disiapkan-Nya makanan untuk Elia. Tambah pula makannya, sampai dua kali.

Sehabis itu Elia berjalan terus nonstop selama 40 hari 40 malam dan bermalam di sebuah gua. Di sana Tuhan memanggilnya. Elia masih marah dan putus asa, jawabannya masih sangat negatif.

Kemudian Tuhan menunjukkan sesuatu yang luar biasa. Dia mempertunjukkan gemuruh angin yang membelah batu, gempa bumi bahkan api. Tetapi tidak ada Tuhan di semua gemuruh angin, gempa, dan api tersebut.

Lalu, datanglah bunyi angin sepoi-sepoi dan Tuhan berbisik lembut di telinga Elia.

Seperti sebuah konser simfoni. Bunyi musik yang gemuruh tiba-tiba berubah, menjadi musik yang lembut mengalun. Sangat menyentuh.

Mengapa Dia berbisik? Karena hanya orang yang dekat dengan kita akan berbisik.

Allah membangkitkan semangat Elia. Bukan hanya dengan makanan, Dia juga menyiapkan sebuah pertunjukan khusus untuk Elia.

Kalau kita lelah dan putus asa. Bukalah hati dan telinga kita, rasakan Allah sedang datang merengkuhmu dan berbisik kepadamu. Rasakan penghiburan-Nya. Terimalah damai sejahtera-Nya. Ketahuilah bahwa Dia dekat, sangat dekat, sekalipun kita tidak bisa merasakan. Kenyataan dan janji Tuhan itu tidak didikte oleh perasaan kita.

Pada akhirnya semua akan baik.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 6

Tentang Rencana ini

Mencari Tuhan di Tumpukan Kerja

Pernahkah kamu merasakan tiba-tiba jenuh sekali di tengah kesibukan kerja? Bukan hanya jenuh, tapi juga gelisah. Terutama buat kita-kita yang bekerja di dunia marketplace, kadang kita merasa pekerjaan kita itu urusan d...

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.thehopemessage.com/

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami