Info Rencana

Ingin Sukses?Sampel

Ingin Sukses?

HARI KE 5 DARI 7

Miliki Kerendahan Hati


Kerendahan hati sering kali dipandang sebelah mata, bahkan semakin tidak terdengar di dunia kerja. Kita sering mendengar, “Seperti ilmu padi, makin berisi makin merunduk.” Makin banyak ilmunya, makin rendah hatinya. Tetapi apakah arti sesungguhnya dari kerendahan hati itu?


Yang pasti, rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Rendah diri adalah ketika kita memandang lewat kacamata keterbatasan dan kelemahan kita. Yeremia 17:5 berkata “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!” Ya! Memang kita sangatlah terbatas. Tuhan mengetahui keterbatasan setiap anak-Nya. Itulah sebabnya tanpa perkenanan Tuhan, segala sesuatu yang kita kerjakan hanyalah seperti menuai angin: sia-sia.


Rendah diri jika dibiarkan berakar, suatu saat akan berkembang menjadi kesombongan. Seperti 2 sisi mata koin, rendah diri dan kesombongan sama-sama berakar pada fokus yang salah yaitu diri sendiri.


Mari kita belajar dari Raja Uzia yang tersohor karena berhasil memperkuat pertahanan negerinya. Namun pada akhirnya, dia menghabiskan hidup sebagai penderita kusta yang harus dikucilkan dari kemegahan istananya. Kejatuhan Raja Uzia dimulai dari kesombongan, ketika dia merasa berhak untuk menjalankan tugas seorang imam.


Jika kesombongan lahir dari keyakinan akan diri sendiri, maka kerendahan hati lahir ketika kita mengakui ketidakmampuan kita untuk hidup tanpa Tuhan. Kerendahan hati dapat diukur dari seberapa banyak kita menyerahkan kendali hidup kita kepada Tuhan. Ketika kita mengakui Tuhan sebagai Tuhan yang berdaulat penuh atas kehidupan dan masa depan kita, kita pun akan belajar untuk rendah hati. Kerendahan hati juga terlihat dari sikap hati kita ketika dikritik dan mendapat teguran.


Sepatutnya kita bersyukur ketika Tuhan mengijinkan kita masuk dalam lembah dan mengalami proses peremukan. Karena artinya, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang besar untuk masa depan kita. Mudah bagi Tuhan untuk membalikkan situasi kita 180 derajat. Tapi Bapa yang baik mengetahui kapasitas anak-anak-Nya. Tanpa kerendahan hati sebagai fondasi, kita tidak akan mampu menerima kepercayaan besar dari Tuhan. Bisa jadi kita akan mengalami hal yang sama seperti Raja Uzia.


Keberhasilan yang sejati dimulai dengan kerendahan hati, yaitu menyerahkan diri kita kepada Tuhan. Tuhan harus semakin besar dan kita semakin kecil.


Refleksi:



  1. Seberapa pentingkah kerendahan hati bagi Anda?

  2. Bersediakah Anda untuk mengalami proses peremukan?

Hari 4Hari 6

Tentang Rencana ini

Ingin Sukses?

Tuntutan untuk sukses ada di berbagai aspek kehidupan kita. Mulai dari kehidupan di keluarga, pergaulan, pelayanan, karir di dunia kerja; kita berlomba-lomba mengejar kesuksesan. Namun, sudahkah kita mengerti makna sebua...

More

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada The Channel Young Pro bersama dengan Bethany Church (Singapura) untuk menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.bcs.org.sg/ministrychannel

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami