Info Rencana

Hidup Tanpa KebohonganSampel

Live No Lies

HARI KE 6 DARI 7

MEMBANTAH



Akhir abad keempat Masehi, seorang intelektual muda bernama Evagrius Ponticus menulis sebuah buku pendek berjudul Talking Back: A Monastic Handbook for Combating Demons.



Judul terbaik yang pernah ada.



Evagrius mengklaim bahwa perlawanan terhadap godaan setan adalah sebuah perlawanan terhadap apa yang ia sebut dengan logismoi—kata dalam Bahasa Yunani yang bisa diartikan sebagai "gagasan," "pola pikir," "narasi internal," atau "struktur kepercayaan internal."



Bagi Evagrius, logismoi ini bukan sekedar gagasan; itu adalah gagasan dengan maksud jahat di baliknya—kekuatan jahat yang gelap, hidup.



Itu mungkin terdengar dibuat-buat bagi telinga skeptis barat kita, tapi pikirkan itu: Pernahkah Anda memiliki suatu gagasan (atau perasaan atau hasrat) yang terlihat memilih dorongan? Ini terlihat seperti memiliki beban atau kuasa atas diri Anda yang di luar kemampuan Anda untuk menahannya?



Mungkinkah kebohongan yang menyerang kedamaian pikiran Anda bukan sekedar gagasan semata? Mungkinkah itu adalah kekuatan rohani gelap di belakangnya?



Sebagai penulisnya, Paulus menulisnya, "Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera" (Roma 8:6).



Jika kita menyerah kepada logismoi, gagasan untuk berperang dengan hidup dan damai menjadi benteng pertahanan di dalam pikiran kita dan menawan diri kita. Namun kita melepaskan diri jika kita mengarahkan pikiran kita pada kitab suci.



Anda melawan kebohongan iblis cukup dengan tidak memikirkannya. Tapi seperti kita semua tahu, Anda tidak bisa tidak memikirkan apa-apa. Jadi Anda menyerahkan pikiran Anda kepada sesuatu yang lain: kitab suci. Anda menggantikan kebohongan iblis dengan kebenaran Allah. Anda memotong jalur syaraf baru yang apada akhirnya berakar di dalam sistem syarat dari tubuh Anda sendiri. Anda menjadi apa yang Anda berikan kepada pikiran Anda.



Hal ini selaras dengan tradisi Kekristenan selama ribuan tahun. Bagi milenial, pengikut Yesus telah membenamkan pikiran mereka di dalam kitab suci, bukan sekedar mencari data. Tujuan dari membaca kitab suci bukan untuk informasi melainkan pembentukan rohani. Tujuan dari membaca kitab suci adalah mendapatkan "pikiran Kristus" (lihat 1 Korintus 2:16), untuk berpikir sama seperti Yesus, mengisi pikiran Anda dengan pikiran Allah dengan teratur dan secara mendalam hingga hal ini benar-benar menata ulang otak Anda, dan dari sana, seluruh diri Anda.



Apa satu cara Anda bisa mengisi pikiran Anda dengan pikiran Allah secara lebih teratur?

Hari 5Hari 7

Tentang Rencana ini

Live No Lies

Apakah Anda merasa lelah melihat umpan berita Anda karena Anda merasa terbelah di antara ideologi di jaman sekarang? John Mark Comer mendorong kita untuk mengikuti Yesus di sebuah zaman sekuler yang semakin keras sambil ...

More

Kami mengucapkan terima-kasih kepada WaterBrook Multnomah yang sudah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://waterbrookmultnomah.com/books/600097/live-no-lies-by-john-mark-comer/

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami