DendamSampel

Maukah Tuhan Mengampuni Saya?

Orang suka mengukur berbagai hal–dan itu bisa menjadi kesalahan fatal kita. Coba pikirkan hal ini: Segala sesuatu yang pernah kita ketahui selalu memiliki titik awal dan titik akhir. Jumlah yang terbatas. Sebuah batasan. Jika Anda memikirkan tentang hal ini, batas terluas yang pernah kita alami sendiri adalah seumur hidup kita, yang masih sangat kecil dalam rencana agung.

Maka saat kita bertanya, “Maukah Tuhan mengampuni saya?” mungkin kita sesungguhnya sedang mencari sebuah batasan, sebuah garis batas, sebuah target untuk dicapai. Tentu kita menginginkan pengampunan, namun kita juga ingin mendengar, “Sebanyak ini masih bisa, tetapi kalau sebanyak itu? Yah, itu mungkin terlalu banyak.”

Saat kita bertanya, “Maukah Tuhan mengampuni saya?” dan jawaban balasannya adalah, “Ya! Dia telah melakukannya dan akan terus melakukannya sepanjang waktu,” maka itu tidak cukup baik bagi kita.

Kita mulai membuat sebuah argumen tentang mengapa kita sudah keterlaluan. “Saya benar-benar kacau karena …” atau, “Anda tidak mengerti apa yang telah saya lakukan …” Kita menumpuk kesalahan, noda, dan aib ke atas diri kita sendiri dan bertanya lagi mengenai ukuran sekop Tuhan.

Tetapi ada kabar baik. Kasih karunia Tuhan tak terbatas. Dan bahkan Dia telah memutuskan untuk memberikan kasih karunia-Nya kepada kita melebihi yang bisa kita gunakan. Ini adalah kabar baik karena menutup seberapa dalamnya dosa kita dan memberikan keselamatan bagi jiwa kita. Ini adalah kabar baik karena meratakan lapangan permainan dan menjadikan dosa “terburuk” kita mudah diampuni seperti dosa orang lain. Ini adalah kabar baik karena saat kita tak berdaya untuk sampai ke alam roh dan membinasakan seluruh iblis kita, Yesus berkuasa atas semuanya.

Bukankah sedikit lebih mudah bagi kita untuk mengetahui bahwa kita sudah melewati batas, daripada menerima kasih karunia yang tiada habisnya? Setidaknya kita memiliki kendali untuk menentukan kapan akan kembali ke hal yang baik. Jika ada batasan untuk pengampunan dan kasih karunia Tuhan, maka itu menjadi jumlah “kebaikan” yang bisa kita capai untuk memperoleh kembali kasih karunia-Nya. Tetapi Alkitab mengatakan dalam Roma 11:6 bahwa jika kita bisa memperolehnya, maka itu bukan lagi kasih karunia.

Ketahuilah hal berikut ini. Saat Yesus mati di atas salib bagi dosa-dosa kita, Dia mati untuk seluruh dosa–di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Anda tida bisa berdosa melampaui kasih karunia yang kekal dan tak terbatas. Berapapun banyaknya kesalahan yang Anda perbuat tak bisa mengagetkan Tuhan. Anda tak sehebat itu dalam berbuat dosa.

Sulit untuk memahami betapa besarnya kasih karunia Tuhan yang tiada batasnya bagi kita segera setelah kita menerima kasih karunia Yesus bagi pengampunan dosa-dosa kita. Tetapi Anda tak perlu menjelaskan sepenuhnya kasih karunia tersebut untuk bisa menerimanya. Itu adalah hadiah, diberikan cuma-cuma bagi kita. Alkitab mengatakan:

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Efesus 2:8-9 TB

Jadi jawabannya adalah ya. Jika Anda sedang mencari pengampunan dari Tuhan, Tuhan akan mengampuni Anda, tak peduli apapun yang telah Anda perbuat.

-Leslie, bersalah namun diampuni

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau memberi teladan pengampunan dengan cara-cara yang tak bisa kami perolah atau pahami. Terima kasih bagi Yesus. Bantu saya untuk sepenuhnya menerima pengampunan-Mu dan meneruskannya kepada orang lain juga. Dalam nama Yesus, amin.