Menabur Kebaikan Menuai BerkatSampel

Sebuah Jaket Hangat 

Dalam bukunya yang berjudul 7 kebiasaan orang yang sangat efektif, Covey bercerita mengenai pengalamannya ketika ia menghabiskan waktu sore hari bersama 2 anak lelakinya. Mereka melakukan banyak hal, yang berakhir dengan acara menonton film. Sean yang berumur 4 tahun tidur di sepanjang pemutaran film, jadi ketika film sudah selesai Covey menggendong Sean, membawanya ke dalam mobil, dan meletakkannya di kursi belakang mobil. Karena waktu itu cuaca begitu dingin, maka Covey melepaskan jaketnya dan menggunakannya untuk menyelimuti tubuh Sean.

Malam itu ketika tiba waktunya untuk menidurkan Stephen yang berumur 6 tahun, Covey mencoba untuk berbicara dengan putranya mengenai pengalaman mereka hari itu, apa yang paling ia sukai, tetapi sang anak hanya sedikit saja menanggapinya. Tiba-tiba Stephen membalikkan badan, menatap ke arah tembok, dan mulai menangis.

“Ada apa sayang? Apa yang salah?” tanya Covey.

Sang anak membalikkan badan, dengan dagu yang bergetar dan mata yang basah. “Papa,” tanyanya, “Jika saya sedang kedinginan, apakah Papa akan menyelimuti saya dengan jaket Papa juga?”

Covey menulis, “Dari semua hal yang terjadi pada sore hari itu, peristiwa yang paling penting adalah sebuah tindakan kebaikan yang kecil – sebuah tindakan yang tidak disadari, dan hanya sekejap, yang menunjukkan kasih kepada adik laki-lakinya.”

Renungan: Kebaikan hati itu bisa membawa dampak kepada orang-orang di sekitar kita. Sekecil apapun itu, sebuah ketulusan pasti punya makna. Saat kita semua saling berbagi kebaikan walaupun hanya hal kecil, maka dunia akan dipenuhi dengan kasih Tuhan. 

Kebaikan bagi diri kita adalah madu yang menumpulkan sengatan ketidakbaikan dari orang lain. (Anonim)