Mulai Hari Ini dan Seterusnya oleh Craig & Amy GroeschelSampel

“Tetap Murni” Orang menghabiskan waktu berbulan-bulan merencanakan pernikahan mereka tapi terkadang mengabaikan untuk menjadikan rencana pernikahan suatu prioritas. Kita mungkin menghadiri kelas pranikah atau berbicara dengan pendeta yang mengadakan pernikahan, tapi kita seringkali tidak benar-benar terbuka mengenai masalah yang terkadang kita bawa dalam hubungan tersebut. Kita mungkin tidak sepenuhnya sadar bahwa kebiasaan pikiran dan sikap kita bisa mengancam kesatuan. Karena ranjang pernikahan adalah standar Tuhan untuk keintiman seksual, itu juga menjadi tempat yang paling sengsara ketika masalah seksual dibawa ke dalam hubungan. Apakah itu dari masa lalu yang rumit, musik membangkitkan nafsu, novel asusila, luka aniaya yang belum sembuh, atau pornografi — apapun sumber yang menstimulasi seksual di luar konteks dari pernikahan adalah ancaman yang berbahaya. Tak peduli bagaimana Anda meyakinkan diri sendiri bahwa hal itu tidak berbahaya, bila Anda merahasiakan ini dari pasangan Anda, Anda menutup pintu keintiman dan membuka pintu perzinahan. Apakah Anda bersedia membangun tembok bersama untuk menjauhkan ancaman tersebut? Apakah Anda bersedia membatasi kebebasan Anda untuk membuat Anda kuat melawan godaan? Apakah Anda bersedia untuk transparan dengan jadwal, percakapan, atau interaksi online Anda? Lakukan ini ketika Anda kuat untuk melindungi diri Anda sendiri di saat lemah. Minta Tuhan untuk menunjukkan kelemahan Anda — lalu menopangnya. Akankah aturan dilanggar? Akan gagalkah? Hampir pasti. Maka, segera tangani masalah yang muncul. Minta Tuhan mengampuni Anda. Minta pasangan memaafkan Anda. Tapi terus berjuang untuk tetap murni. Kemurnian itu penting. Mari kita berdoa: Yesus, Engkau telah membayar harga yang sangat mahal untuk membuat kami bersih dan baru. Hanya Engkau dapat membuat kami murni di hadapan-Mu. Bantu kami untuk berteguh hati menjaga kemurnian. Beri kami kekuatan untuk memaafkan dan melindungi hati kami dari kerusakan dosa. Dalam nama Yesus, Amin.